Kamis, 02 Juli 2015

Gan Ying Pian Bgn 50 Cerita



Risalah Balasan Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 50 ~ Cerita


shì
fēi
dàng




Cerita 1 :
Yin Shi-lu dari Dinasti Song dalam berinteraksi dengan orang lain maupun dalam mendidik murid-muridnya, juga bisa membedakan dengan jelas mana yang benar dan mana yang salah, sedikitpun takkan gegabah. Saat menjelang ajal, masih sempat menulis surat kepada Fan Zhong-yan (989-1052, menteri dari Dinasti Song Utara), untuk menyampaikan pamit.

Setelah Fan Zhong-yan menerima surat tersebut, segera mendatangi rumah Yin Shi-lu, pada saat itu Yin Shi-lu telah mandi dan ganti pakaian, duduk bersila dan menghembuskan nafas terakhir.

Fan Zhong-yan yang menyaksikan kepergian Yin Shi-lu tidak sanggup menahan kesedihannya sehingga menangis tersedu-sedu, tanpa diduga tiba-tiba Yin Shi-lu membuka matanya, lalu berkata pada Fan Zhong-yan : “Bukankah saya sudah menulis surat kepada anda menyampaikan pamit? Anda tidak perlu lagi datang untuk melihatku! Ada hidup tentu saja ada mati, apakah anda masih juga tidak menyadarinya?”

Setelah menyelesaikan ucapannya, Yin Shi-lu memberi sikap hormat dan pamit kepada Fan Zhong-yan,  lalu berbaring buat selama-lamanya.


Analisa Lanjutan :
Dari sini dapat kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan dan etika moral Yin Shi-lu, andaikata bukan telah mencapai tingkatan tertentu, ketika berada di ambang kematian, pada saat yang begitu kritis dan darurat, mana mungkin dapat memiliki kekuatan samadhi yang tak tergoyahkan, meskipun mengalami banyak gangguan, juga dapat memaklumi keadaan yang ada namun tetap tak tergoyahkan; maka itu dalam mempelajari ajaran harus tahu menerapkannya.


Cerita 2 :
Cai Jing dari Dinasti Song, ketika menjabat sebagai perdana menteri, menetapkan Sima Guang, Su Dong-po, Cheng Yi, Wang Xian-ke serta insan bijak dan mulia lainnya, yang keseluruhannya berjumlah 120 orang sebagai komplotan pengkhianat. Bahkan memohon kaisar untuk menyetujui usulannya, mengukir aksara “Komplotan Pengkhianat” ke dalam batu prasasti, dan lagi memerintahkan seluruh pelosok negeri setiap provinsi dan kabupaten agar melakukan hal yang serupa.

Rakyat yang melihat hal ini merasa sungguh tidak adil, tidak berapa lama kemudian batu prasasti ini disambar petir dan hancur berkeping-keping. Cai Jing yang juga karena kegagalannya akhirnya dipecat dari jabatannya, lalu mati dalam pelariannya.          
              



集福消災之道
(五十)


是非不當。


故事一:

宋朝的尹師魯,無論是為人處世,或是教導學生,都是非分明,絲毫都不茍且。他在臨命終前,還親筆寫信給范仲淹道別;范仲淹接到信後,就立即趕到尹師魯的家中;這時候尹師魯已經沐浴更衣,端坐而世了。范仲淹見到尹師魯死了,就哭得很傷心,未料尹師魯卻張開眼睛,向范仲淹說道:「我不是已經寫信給你道別了嗎?你就不用再來看我了啊!有生必有死的道理,難道你不曉得嗎?」尹師魯說完之後,就向范仲淹作揖道別去世了。

【再析】

從這裡我們可以知道,尹師魯的學問道德,若不是已經修到了爐火純青的地步,在那死生之際千鈞一髮的危險時刻,怎麼可能有如此的定力,縱然是受到了干擾,也能夠從容的應付而不亂;所以入道一定要知行並用,而且「知」尤其的重要,就是這個道理啊!

故事二:

宋朝蔡京當宰相的時候,把司馬光、蘇東坡、程頤、王獻可等賢人君子共一百二十人,認定為奸黨;而且還奏請皇帝批准,把「奸黨」的名字刻在端禮門的大石碑上面;而且還命令全國各州縣比照辦理,老百姓為此感到非常的不平;沒有多久,這塊石碑就被雷打碎了,蔡京也因為事敗,被貶官流竄而死。


節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)