Jumat, 27 Maret 2015

Gan Ying Pian Bgn 20 Cerita



Risalah Balasan Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 20 ~ Cerita

yǒu





Cerita 1 :
Pada masa Dinasti Song terdapat dua bersaudara yang bernama Zheng De-gui dan Zheng De-zhang, mereka memiliki sifat yang amat berbakti dan menyayangi saudaranya. Mereka belajar dan tidur bersama. Namun sayangnya De-zhang memiliki kekurangan yakni kurang harmonis dengan orang lain, sehingga berselisih dengan Keluarga Zhou; Keluarga Zhou berencana mencelakai De-zhang, sehingga dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan, prajurit segera akan mendatangi rumah mereka untuk menangkap De-zhang.

De-gui yang mengetahui bahwa adiknya dicelakai orang lain, merasa amat bersedih, lalu berpura-pura berkata pada adiknya : "Mereka sebenarnya hendak mencelakai diriku, tidak ada hubungannya denganmu! Asalkan saya menyerahkan diri ke pengadilan, maka kebenaran akan segera terungkap; jika kamu pergi menyerahkan diri ke pengadilan, maka kamu pasti akan mati!".

Selesai berkata, De-gui segera berjalan ke pengadilan untuk menyerahkan diri, De-zhang mengejarnya dari belakang, dua bersaudara di saat menghadapi jalan buntu, akhirnya keduanya saling berpelukan dan menangis tersedu-sedu; saling berebutan untuk menyerahkan diri ke pengadilan.

De-gui diam-diam memikirkan akal untuk menghadang jalan adiknya menuju ke pengadilan, saat malam larut dia pergi duluan ke pengadilan. Esok paginya De-zhang mendapati abangnya tidak di rumah, segera mengejar abangnya, dia mengejar hingga ke Guangling, namun pada saat itu De-gui sudah meninggal dunia di dalam penjara.   

De-zhang melihat jasad abangnya, hatinya hancur lebur hingga tidak sanggup menahan kesedihan dan jatuh pingsan hingga empat kali. De-zhang memperabukan jasad abangnya, lalu abu kremasi dibawa pulang dan dimakamkan; De-zhang menjalani masa perkabungan di samping makam abangnya selama beberapa tahun; setiap kali De-zhang bersedih hingga menangis tersedu-sedu, burung-burung akan berterbangan ke sisi De-zhang, selain menangis, dia juga tidak makan. Putra De-gui yang masih berusia kecil, kini dibesarkan oleh De-zhang, kasih sayang yang dicurahkan tak bedanya dengan anak kandung sendiri.


Cerita 2 :
Pada masa Dinasti Qi Utara terdapat seorang yang bernama Pu Ming, bersama saudaranya, mereka sering berebutan harta warisan hingga harus menjalani persidangan di pengadilan hingga bertahun-tahun, bahkan masing-masing pihak mengundang saksi untuk memberi bukti; kasus ini terbawa hingga ke tangan Gubernur Qinghe yang bernama Su Qiong.

Gubernur Su lalu mengundang Pu Ming bersaudara datang menghadap, lalu menasehati mereka : "Di dunia ini hal yang sulit diperoleh adalah jalinan persaudaraan! Dan yang paling mudah didapatkan adalah lahan pertanian; andaikata bisa mendapatkan lahan pertanian tetapi harus kehilangan saudara sendiri, apa yang akan anda rasakan?".

Sambil berkata, Gubernur Su mulai meneteskan air mata, saksi-saksi yang berada di samping melihatnya, juga jadi tergugah oleh air mata gubernur yang penuh ketulusan; Pu Ming bersaudara saling bersujud mengaku kesalahan masing-masing dan saling mengalah, takkan berebutan harta lagi. 


Cerita 3 :
Tuan Yu Tie-qiao bercerita : "Di tempat yang disebut Huaiyin ada seorang pejabat, memiliki dua putra yang sejak kecil sudah tidak akur, dalam setahun belum tentu dapat bertemu sekali. Kemudian abang menderita penyakit kritis, menyuruh orang untuk memanggil adiknya datang ke hadapannya, sambil menggandeng tangan adiknya, abang berkata : "Usia 19 tahun saya sudah menikah, saat muda juga tidak memperoleh kasih sayang dari istri, hingga usia 38 tahun, ayahbunda meninggal dunia; jadi usia senjaku tiada kasih sayang ayahbunda lagi, pada kehidupan ini yang dapat berada bersama untuk kurun waktu yang paling lama adalah saudara, yakni kita berdua abang dan adik, tetapi sepanjang hidup ini kita malah tidak akur, sekarang saya baru merasa menyesal, namun saya sudah berada di bagian paling ujung dari perjalanan hidupku!"


Cerita 4 :

Zhang Shi-xuan sejak kecil sudah yatim piatu; setelah dewasa, diantara para seniornya hanya tersisa pamannya seorang saja. Paman mempunyai tujuh putra, suatu hari paman berkata pada Zhang Shi-xuan : "Kini kamu sudah dewasa, saya harus membagi harta keluarga ini menjadi dua bagian, satu bagian untukmu dan satu bagian lagi untukku, bagaimana menurutmu apakah ini cukup adil?"

 Zhang Shi-xuan menjawab : "Paman, saya tidak tega melihat tujuh putramu harus membagi satu bagian harta menjadi tujuh bagian, paman boleh membagi harta tersebut menjadi delapan bagian!". Tetapi pamannya bersikeras membagi dua bagian saja, sedangkan Zhang Shi-xuan tetap bersikukuh pada pendiriannya semula.

Tahun itu Zhang Shi-xuan berusia 17 tahun dan direkomendasikan untuk mengikuti ujian di ibukota, seluruh peserta yang mendapat rekomendasi berjumlah lebih dari 20 peserta. Saat itu ada seorang peramal menunjuk ke arah Zhang Shi-xuan sambil berkata : "Tahun ini peserta yang lulus ujian sarjana negara adalah anak muda ini!".

Peserta lainnya yang mendengar ocehan si peramal jadi tertawa terbahak-bahak, bahkan membantah ramalannya. Si peramal berkata : "Urusan menulis artikel pemerintahan, saya tidak berdaya memahaminya; tetapi wajah anak muda ini penuh dengan timbunan jasa kebajikan tersembunyi, ini pasti dikarenakan dia telah melakukan kebajikan besar, maka itu barulah saya berani memastikan tahun ini dia pasti akan lulus ujian sarjana negara!"

Akhirnya ternyata benar Zhang Shi-xuan berhasil meraih gelar sarjana negara. 


Analisa Lanjutan :
Masa kini orang-orang yang memperebutkan harta warisan dan tidak mempedulikan jalinan persaudaraan, jumlahnya sangat banyak! Bahkan saudara kandung juga serupa, apalagi bila saudara tiri maka akan lebih parah lagi! Andaikata saudara sepupu setelah pembagian harta warisan, maka hubungan persaudaraan akan kian berjarak dan menjauh! Siapa yang akan serupa dengan Zhang Shi-xuan?

Orang tempo dulu berkata : "Menindas saudara sendiri berarti telah menindas ayahbunda! Menindas saudara sepupu berarti menindas leluhur!". Oleh karena akar pohon bila ada yang cacat, maka ranting pohon tersebut pasti juga akan cacat!






集福消災之道
(二十)


友悌。


故事四:

宋朝的鄭德珪、鄭德璋兄弟兩人,天性都非常的友愛孝順,兩人一齊讀書,晚上也同睡在一塊兒。而德璋的個性剛正不阿,做人不夠圓融,得罪了仇家;仇家就設計陷害德璋,因而被官府判了死罪,馬上官兵就要來家裡拘捕德璋了。德珪知道弟弟是被人陷害的,感到十分的悲傷,就假裝對弟弟說:「他們本來是要陷害我的,跟你無關啊!我只要前往官府自首,那麼真相就會大白了;如果你去官府投案,那就死定了啊!」德珪說完了,就前往官府去自首,德璋就追趕著哥哥,兄弟兩人在路上相持不下,頓足抱頭大哭;都搶著要先去官府受死。德珪就默默的設計,阻止拖延弟弟前往官府受刑,自己就趁著黑夜先離去了。德璋第二天發現哥哥不見了,就再追哥哥,一直追到了廣陵;這時候,德珪已經死在監獄裡面了。德璋見到了哥哥的屍首,傷心痛哭得昏死過去,一共四次。德璋把哥哥的屍體火化之後,就背著哥哥的靈骨,返家安葬;並且守在哥哥的墓旁好幾年;每次德璋哭的很傷心的時候,烏鴉和許多鳥兒都飛到德璋的身旁,聽他哭泣,而且還不吃東西。德珪的孩子年紀很小,德璋撫養哥哥的孩子,就跟自己的孩子一樣的認真。

故事五:

在魏晉南北朝的時候,北齊有位叫普明的人,兄弟之間,為了爭財產而常年累月的打官司,而且還各自的請了証人,來為自己証明;一狀告到了清河太守蘇瓊那裡。蘇太守就把普明兄弟倆召請過來,並且勸他們說:「天下難得到的就是兄弟啊!而容易得到的則是田地;假使得到了田地而失去了兄弟,你們的心會覺得怎樣呢?」蘇太守說著說著,就掉下了眼淚,在旁邊的証人看到了,也無不被太守的真誠感動得流下了眼淚;普明兄弟倆則互相叩頭認錯,彼此退步禮讓,再也不爭財產打官司了。

故事六:

于鐵樵先生說:「在淮陰地方有位做官的人,他有兩個兒子,從小兄弟倆就不合,兩人一年都見不到一次面。後來哥哥病危,就請人叫弟弟到病床前面,牽著他的手跟他說:『我十九歲就結婚了,年輕的時候,也沒有得到妻子的愛,到了三十八歲,父母親就過世了;所以我的晚年,也就沒有父母之愛了,這輩子相聚在一起最久的,只有我們兄弟二人;但是我們倆一生都不合,我今天才開始感到後悔和覺悟;然而我的一生,卻是快要走完了啊!』聽到了這位即將死去的哥哥,對他弟弟所講的話,聽到的人也應該會有所感動吧!」

故事七:

張士選是五代時候的人,從小父母就過世了;等到他長大了,長輩中,只剩下叔父一個人了。而叔父卻有七個兒子,有一天叔父就對張士選說:「你現在已經長大成人了,我應當將家產一分為二,你一分,我一分,你覺得這樣分公平嗎?」張士選說:「叔父,我不忍心您家的七個兒子,七個人才共分一分的財產,叔父您可以把家產分做八分啊!」叔父堅持不肯這樣分,張士選也堅持不肯那樣分。當年張士選十七歲,就被推薦進京城參加考試,同時被推薦參加考試的有廿幾位。那時有位精通相學的術士指著張士選說:「今年高中狀元的,就是這位少年啊!」同輩的人聽到了,都啼笑不已,並且還反駁相士的說法。相士說:「做文章這件事情,不是我所能夠了解的;但是這位少年,他的滿臉都充滿著積了大陰德的氣象,這一定是他做了大善事的緣故,所以我才敢斷定他今年必定高中狀元啊!」果然張士選考中了狀元。

【再析】

現在為了爭財產而不顧手足情深的人,實在是太多了啊!親生兄弟都是如此,何況是同父異母的兄弟,那就更嚴重了啊!若是堂兄弟間分財產,那麼親疏的關係就會愈分愈遠了啊!有誰能夠像張士選一樣呢?古人說:「薄待了兄弟,便是薄待了父母啊!薄待了堂兄弟,便是薄待了祖宗啊!」因為樹木的根本,若是有了虧損,那麼它的枝葉,必定會遭到損壞啊!這種追本溯源的道理,大家應該要三思啊!

【結語】

凡是恭敬順從或是欺騙違逆自己的兄弟,比起恭敬順從或是欺騙違逆其他的人,所得到禍福的果報,要強過十倍啊!若是恭敬孝順或違逆欺騙自己的父母,那麼所得到禍福的果報,就是百倍了啊!這種的道理大家都要牢記在心,自我警惕啊!


節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)