Rabu, 01 April 2015

Gan Ying Pian Bgn 25 Penjelasan



Risalah Balasan Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 25 ~ Penjelasan


 jì
rén 
 zhī 
 jí

jiù
rén
zhī
wēi





Penjelasan :
Melihat orang lain amat terdesak memerlukan bantuan, misalnya saat sakit memerlukan bantuan biaya obat, bila ada anggota keluarga yang meninggal dunia memerlukan bantuan biaya perkabungan, saat kelaparan dan kedinginan memerlukan makanan dan pakaian, dan lain sebagainya; kita harus segera memberikan uluran tangan, supaya mereka dapat segera membebaskan diri dari kesusahan; memberikan bantuan saat dibutuhkan; melihat ada korban bencana, contohnya banjir, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, keluarga yang ditimpa kemalangan, dan lain sebagainya, kita harus segera memberikan uluran tangan untuk membantu dan menolongnya, membebaskan mereka dari kesusahan, sehingga mengubah bahaya menjadi keselamatan. 


Analisa :
Ketika melihat orang lain ditimpa kemalangan, andaikata dapat menggunakan sepatah kata saja, memberikan uluran tangan sehingga dapat membebaskan beban penderitaan yang dipikul, maka jasa kebajikan ini dipersembahkan kepada leluhur dan menjadi berkah rimbun yang dapat menganyomi anak cucu.

Harus diketahui bahwa daripada mendorong atau mencelakai orang lain, lebih baik mendukungnya, kedua tindakan ini juga serupa dilakukan dengan kedua tangan kita! Menfitnah atau memuji orang lain juga serupa dilakukan dengan mulut! Maka itu lebih baik menggunakan tangan yang membantu orang lain, tetapi jangan membuka mulut yang mencelakai orang lain! Jika dapat melakukan kebajikan ini, maka tak perlu lagi menanyakan bagaimana keadaan masa depan, karena masa depan dengan sendirinya pasti akan jadi bagus!

Di Ji-lu berkata : “Setiap kebajikan yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa manusia, biaya yang dikeluarkan diri sendiri tidaklah besar jumlahnya; tetapi mereka yang hidupnya serba berkecukupan, tidak tahu penderitaan kelaparan dan kedinginan; menganggap bahwa ini bukan masalah; maka itu tidak peduli.

Ketika melihat keadaan masyarakat yang kurang mampu yang menderita kelaparan dan kedinginan, orang yang serba berkecukupan, takkan peduli sama sekali, menanti hingga kondisi mereka yang akibat menahan lapar dan dingin kemudian berubah menjadi penyakit kritis, barulah dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mengulurkan tangan, dimana harapan untuk hidup bagi ‘orang tak punya’ kini pupus sudah.  

Bagi insan yang memiliki niat, ketika melewati dan melihatnya, hanya akan menghela nafas panjang dan merasa prihatin; sedangkan bagi orang lain yang melewati dan melihatnya, maka mereka akan segera menyingkir, bukan urusan sendiri maka sebaiknya menjauhinya!

Harus diketahui bahwa kelaparan akan mudah jatuh sakit, setelah jatuh sakit maka tidak kuat untuk keluar mengemis, sehingga kondisinya akan semakin terpuruk; maka itu untuk memberikan bantuan harus sesegera mungkin, untuk tahap paling awal juga tak sampai tiga atau empat liter beras, sudah dapat memulihkan kekuatan mereka dan terhindar dari kelaparan.

Bagi orang kaya, biaya penginapannya semalam saja sudah cukup untuk menolong sepuluh nyawa! Jika dapat menyatukan kekuatan orang banyak, maka untuk melakukannya akan jadi lebih mudah.

Hari ini mereka yang hidup serba berkecukupan, namun malah ingin menambah lagi kenikmatan hidupnya, berharap agar dapat menimbun lebih banyak harta untuk diwariskan kepada anak cucunya, sehingga anak cucunya dapat menikmati kesenangan lebih banyak lagi; sedangkan menghadapi mereka yang hidup dalam kesusahan yang mendesak memerlukan uluran tangan, malah satu sen pun tidak sudi dikeluarkannya; tidak mengetahui bahwa harta kekayaan adalah milik bersama lima faktor berikut ini yakni banjir, kebakaran, pencuri, penyakit dan bencana alam, lima faktor ini dapat menguras habis harta kekayaan kita!   

Harus pula diketahui bahwa pahala yang kita nikmati sekarang ini adalah berasal dari masa kehidupan lampau kita yang suka berdana, jadi bukan karena dengan mengandalkan sifat kikir dan berusaha mati-matian untuk menghemat!

Begitu ketidakkekalan tiba, begitu sepasang mata terpejam, sepasang kaki terlentang, segala apapun tak bisa ikut dibawa pergi; harta kekayaan yang ditinggalkan akan dihamburkan anak cucu untuk berhura-hura, makan enak, menikmati nafsu indria, berjudi dan sebagainya.

Bukankah lebih baik menimbun sedikit jasa kebajikan yang akan menganyomi anak cucu, ini barulah merupakan orang yang memahami kebenaran! Jika memandang uang bagaikan nyawa sendiri, satu sen pun tidak sudi dikeluarkan, maka orang begini sungguh tidak memiliki kebijaksanaan!”





集福消災之道
(二十五)


濟人之急,救人之危。


【解釋】

遇到他人急切的需用,例如生病的時候,急需用醫藥,死喪則急需要殮葬,飢寒則急需要衣食等等;我們應該要慷慨的解囊,及時的幫助,以應急需;遇到他人發生災難,例如水災、火災、車禍、家破人亡等等,我們應該要隨著自己的力量,去救護、解除他人的危難,使其能夠轉危為安。

【分析】

遇到他人患難顛沛的時候,如果能夠善用一言,予以解救,這種的功德,上可以資薦祖先,下可以福蔭兒孫;要知道:推人一把和扶人一把,都是這雙手啊!陷害別人和讚嘆別人,也都是這張口啊!所以說寧可用扶人的手,千萬不要開害人的口啊!如果能夠照著做,那就不必問前程,前程自然一定好!

迪吉錄說:「凡是救人性命,自己所花費的也不多;只是豐衣足食的人,不知道飢餓受凍的痛苦;認為沒什麼,也就不加注意了。在飢民面有菜色的時候,不重視也不理會,等到飢民病重危險了,就認為這時去救,也是沒有希望了;於是就眼睜睜的看著他們死去。縱然是有心人路過看到,也只能為他感慨嘆息而已;而其他的路人,則是側目而視,事不關己,離得遠遠的啊!

要知道餓肚子容易生病,生了病就沒有力氣去乞討,這樣就會愈餓愈深愈嚴重了;所以救飢民要愈早救愈好,最初也不過用三、四升的米糧,就能使他們恢復體力和生機了。在富人來講,一個晚上的住宿費用,就足夠救十條人命啊!如果集合眾人的力量,做起來就更容易了。例如可以設置一個空的屋子,堆放些稻草或保暖的衣服,容留這些貧病交迫的飢民,使他們免的在室外忍受著餐風露宿的痛苦,這樣他們調養身體,恢復健康,也比較容易。尤其在寒冷的天候,更是急切的需要啊!這種的救護措施,可以避免許多飢民生病或死亡。因為當人生病時,沒有人注意理會,則會增加一個病;若是仍然在屋外飽受雨淋,則會增加第二種的病;再加上擔心受怕憂愁,則又增加了第三種的病;再加以餓肚子沒東西吃,衣服骯髒,輾轉的流離拖延,這樣子豈能夠有再活的希望呢?因此我們應該設身處地,替他們想想;大家都是人,我們若是像他們一樣遭到災難,也就像他們現在這個樣子啊!今天有幸衣食無缺,又想要增加自己的生活享受,希望替子孫多積些財產,讓子孫享用;而面對眼前這急需救人的善事,卻是一文不捨;不知道水火盜賊,疾病災禍,這些都能夠使我的家財蕩盡的啊!要知道我們現在所享有的福報,也是靠過去生中行善布施所造成的,絕不是靠小氣吝嗇拼命節省所累積的啊!一旦無常到來,眼睛一閉、兩腿一伸,什麼也帶不走;所留下的財物,徒然成了子孫吃喝嫖賭的資財而已!不如積些德,餘蔭子孫,這才是真正明理的人啊!視錢如命,一毛不拔的人,實在是沒有頭腦缺乏智慧啊!」

節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)