Rabu, 04 Februari 2015

Gan Ying Pian Bgn 13 Cerita




Risalah Balasan Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 13 ~ Cerita


fán
rén
yǒu
guò

duó

xiǎo

duó
suàn





Cerita 1 :
Pada masa Dinasti Ming, ada seorang praktisi Aliran T'ien-T'ai, Master Wang Bi-ru, saat masih berusia muda sudah lulus ujian dan ditugaskan menjadi Bupati di Kabupaten Xin’gan. Sejak kecil dia sudah menjalankan sila tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berbohong, empat butir sila; tetapi kemudian karena tugasnya sebagai pejabat, dia mengabaikan pelaksanaan sila.

Suatu hari ketika dia hendak berangkat ke ibukota untuk bertemu kaisar, di tengah perjalanan, perahu yang dia tumpangi singgah di Wuhu; saat itu arwahnya digiring oleh setan hingga ke Alam Baka. Tampak ada Raja Yama duduk di ruang sidang, di sampingnya ada dua orang hakim yang duduk di samping kanan dan kiri raja.

Raja Yama memanggil nama Wang Bi-ru, bahkan menyalahkannya : “Wang Bi-ru, anda seharusnya bisa hidup hingga bulan delapan, jadi masih bisa hidup hingga hari ini, ini adalah berkat kekuatan dari jasa kebajikanmu dalam bervegetarian dan menjalankan sila. Tetapi mengapa anda malah melepaskan sila?”

Setelah Raja Yama menyelesaikan ucapanNya, memerintahkan pengawal untuk mengeluarkan buku catatan perbuatan untuk dilihat Wang Bi-ru. Wang Bi-ru melihat di bawah namanya tercatat sejarah perbuatannya, tetapi setelah melewati bulan delapan sudah tidak ada lagi dan kosong. Setelah selesai membacanya, dia bersujud pada Raja Yama dan berkata : ”Selama bertugas sebagai pejabat, untuk bervegetarian dan menjalankan sila adalah hal yang tidak leluasa, maka itu saya membatalkan pelaksanaan sila, ini juga sungguh terpaksa!”    

Raja Yama berkata : “Perkataanmu memang ada sedikit beralasan, namun apa daya usiamu sudah habis!”. Setelah selesai berkata, memerintahkan pengawal untuk menggiringnya ke Neraka, saat itu ada banyak setan berwajah menyeramkan datang ke hadapannya, tampaknya hendak menangkap dirinya.

Pada saat itu hakim yang duduk di sebelah kiri Raja Yama berkata pada raja : “Bagaimana bila kita memeriksa dan mempertimbangkan perbuatan Wang Bi-ru setelah melakukan pelanggaran sila”. Tidak berapa lama kemudian, prajurit Neraka datang sambil menggotong dua peti kasus, yakni peristiwa-peristiwa yang terjadi selama Wang Bi-ru menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Xin’gan.

Setiap surat yang pernah dia tulis, selembar dokumen resmi, dan setiap catatan kecil yang dia tulis juga masih ada; ada yang diberi warna hijau, warna hitam, merah, putih, berbeda-beda. Raja Yama kemudian memerintahkan pengawalnya untuk mengelompokkan kertas-kertas tersebut menurut warnanya; terlebih dulu mengelompokkan kertas warna hitam dan hijau dan ditaruh di satu tempat, lalu mengelompokkan kertas berwarna putih dan ditaruh di satu sisi, lalu mengelompokkan yang warna merah dan di taruh di satu tempat.

Pada saat itu kelompok kertas berwarna hijau lenyap dan tidak kelihatan lagi, sedangkan yang berwarna hitam menyusut hingga setipis sumpit, sementara yang berwarna merah masih tetap utuh seperti kondisi semula; Wang Bi-ru yang melihat tumpukan kertas warna merah yang masih dalam kondisi utuh, ternyata adalah Sutra Intan yang dia salin.

Setelah petugas Neraka selesai mengelompokkan kertas-kertas tersebut, kini suara Raja Yama jadi agak ramah, sambil berkata pada hakim yang duduk di sebelah kiriNya : “Ah! Ternyata dia masih tahu untuk menimbun kebajikan, masih memiliki alasan untuk hidup; kalau begitu rusak saja panca inderanya, sisakan tubuh jasmaninya dan biarkan dia hidup kembali!”. Setelah menyelesaikan ucapannya, Raja Yama memerintahkan pengawalnya untuk mengorek keluar sepasang mata Wang Bi-ru, saat itu Wang Bi-ru jadi berpikir : “Sepasang mataku sudah rusak, bagaimana saya bisa melihat lagi?”

Pada saat ini tiba-tiba dia jadi tak sadarkan diri, hakim peradilan dan para prajurit Neraka juga sudah tidak tampak lagi. Lalu dia merasa ada orang yang menepuk pundaknya dan berkata : “Wang Bi-ru! Cepat pergi!”

Tidak berapa lama kemudian Wang Bi-ru jadi terbangun; esok harinya sepasang matanya sudah buta, maka itu dia meninggalkan keluarganya dan pergi melatih diri. Kemudian dia mencapai pencerahan, sepasang matanya jadi dapat melihat kembali; kemudian Wang Bi-ru pergi berkelana, menceritakan kesaksiannya dan melakukan pertobatan, lalu usianya bertambah 12 tahun.


Analisa Lanjutan :
Melihat pengalaman yang dilalui Wang Bi-ru, harus diketahui bahwa selain insan suci dan bijak, maka bagi orang awam, setiap hari tidak ada yang tidak melakukan kesalahan; yang penting adalah dapat memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar!

Jika tidak demikian, maka di depan kita sudah menciptakan banyak benih karma buruk, lalu menambah lagi tanpa henti; meskipun banyak pahala dan banyak anak, ketika ajal tiba, segalanya juga tidak bisa dibawa pergi! Hanya karma yang telah diperbuat yang akan mengikuti kita; apakah keluarga bisa dibawa pergi? Praktisi sekalian harus merenungkannya dengan seksama!

Cerita 2 :
Pada masa Dinasti Song ada seorang yang bernama Fu Zhong-xin, keluarganya kaya dan suka beramal, tetapi ketika usianya mencapai 35 tahun, tiba-tiba jatuh sakit dan menjadi parah, bahkan dirinya mengaku pernah pergi ke Neraka, bertemu dengan beberapa teman lamanya yang bertanya : “Saudara! Kenapa anda juga bisa datang ke sini?”

Para sahabat lamanya lalu bersujud pada salah satu hakim Neraka supaya melepaskan Fu Zhong-xin, hakim Neraka menjawab : “Fu Zhong-xin seharusnya terlahir dengan nasib yang harus menahan kelaparan dan kedinginan, tetapi oleh karena dia suka beramal dan menolong orang lain, makanya dia bisa sukses membangun karir dan keluarga; usianya sesungguhnya bisa mencapai 59 tahun, tetapi oleh karena dia tidak sembahyang, bangunnya juga kesiangan, pahalanya habis dan ajalnya juga sampai”.

Para sahabat lama Fu Zhong-xin berkata : “Dua hal tersebut hanyalah kesalahan kecil saja, kenapa bisa begitu serius dampaknya?”. Tidak sembahyang berarti memiliki hati yang tidak menghormati Langit dan Bumi; bangun kesiangan petanda memiliki niat pikiran yang banyak nafsu indria, bagaimana boleh dikatakan ini sebagai kesalahan kecil?”  

Setelah mereka mendengar perkataan ini, semuanya merasa tercengang sambil memandang Fu Zhong-xin dan berkata : “Insan yang memiliki kebajikan tebal seperti Fu Zhong-xin, hanya gara-gara dua kesalahan ini dikurangi usianya, lalu bagaimana pula dengan sebagian orang awam, mana boleh tidak memiliki pengendalian diri?”

Tidak berapa lama kemudian, Fu Zhong-xin meninggal dunia.


Kesimpulan :
Patut diketahui bahwa yang paling sulit diperoleh manusia adalah usia, dan tanpa disadari yang dikurangi justru adalah usianya; makanya Dewa Taishang mengajari semua kebenaran ini kepada kita, untuk memberi peringatan keras pada manusia, agar berhati-hati pada sebersit niat pikiran yang timbul, jangan sempat ada sebersit niat buruk, barulah dapat menikmati berkah pertama dari Lima Berkah yakni umur panjang! Dewa Taishang terhadap manusia sungguh amat bermaitri karuna!
                        
  




集福消災之道
(十三)

凡人有過,大則奪紀,小則奪算。


故事一:

明朝天台王璧如大師,他在年輕的時候,就考取了萬曆丙午年的鄉薦,被吏部派任為新淦縣的縣令。他從小就受持不殺生、不偷盜、不邪淫、不妄語的四條戒;後來因為他做了官而廢除了持戒。戊午年,他進京城去覲見皇上,途中他乘的船,停泊在蕪湖的時候;他的魂魄就被鬼卒引到了陰間。見到一位冥王坐在大殿上,旁邊則有兩位判官坐在冥王的左右兩側。冥王叫他的名字,並且斥責他說道:「王璧如,你的壽命應該只能活到丙辰年的八月,所以還能夠延到今天,都是因為你齋戒功德的力量所致。你為何要放棄齋戒呢?」冥王說完了,就命令手下拿簿冊過來給王璧如看。王璧如看見他的名字下面的年月時間都有記錄,但是到了丙辰年的八月就空白了。他看完之後,就向冥王叩頭說:「我在官場上,持齋戒有些不太方便,所以也就放棄了齋戒,這實在也是不得已的啊!」冥王說:「你說的固然有些道理,奈何你的陽壽已經盡了啊!」說完了,就下令驅他入地獄,這時候就有許多面目猙獰的惡鬼過來,露出一副要綁他捉他的樣子。此時坐在冥王左側的判官就向冥王請示說:「不妨取王璧如破戒以後的事來查考一下。」沒多久,獄卒就抬來了兩大箱的檔案,都是王璧如擔任新凎縣縣令任內的案卷。凡是他寫過的一封信、一紙公文、和平日隨手寫下的小紙條統統都在;而且都有氣騰上來,有青色、黑色、赤色、白色,都不一樣。冥王就命令獄卒把它們分類,相同的撿在一處;先檢黑色和青色的放在一起,其次再檢白色的聚在一處,再檢赤色的聚在一起。這時候聚成青色的就隱沒不見了,黑色的則縮小成筷子一樣,而赤色的那些則獨獨地赫然顯明;王璧如在旁邊看見赤色明顯的那堆資料,原來是他所刻的金剛經、好生篇,都在那裡。獄卒檢聚完畢,冥王的聲音口氣就稍微的緩和下來,並向左邊的判官說道:「嗯!他還知道積德,還有活的理由;那麼就損壞他的五官,保全他的身驅,讓他活命吧!」說罷就命令獄卒挖掉他的雙眼,放置在大殿的柱子上,目光還是炯炯的照耀四方。此時王璧如想到:「我的眼睛已經被挖掉了,怎樣還能夠再看東西呢?」就在這轉念之間,忽然就昏暗了,宮殿判官獄卒,也全都不見了。後來覺得有人拍著他的背說:「王璧如快走啊!快走啊!」沒一會兒,他就摔了一跤驚醒了;第二天,雙眼就瞎了,於是他就棄家修道去了。後來修行開悟,雙眼因而復明;於是王璧如就遍遊雲棲博山之門,真參實証,兼行大悲懺法,又再活了十二年。

【再析】

看了王璧如的經歷,要知道人除了是聖賢之外,每天沒有不犯過失的;而能夠挽回造化,所依靠的就是在能改過啊!否則前因既然已是太差,後來造的惡業又不斷的增加;縱然是多福報多兒子,到了那一息不來的時候,萬般都帶不去啊!惟有自己所造的業跟隨自己;此時只見到閻王查算的辛苦,家產可能帶得去嗎?兒女可能替得了你嗎?大家要仔細的想想啊!

故事二:

宋朝的符仲信,家中富有而又喜歡佈施,但是他到了三十五歲的那年,忽然生了病,病情還突然的轉危;而且自己還說出了曾經到過陰間,遇到了幾位老友向他問道:「恩公!你怎麼會到這裡來啊?」老友們就為他禮拜求教一位冥官,冥官說:「符仲信這個人本來是飢寒的命,因為他的心喜好佈施救濟別人,所以能夠白手起家;壽命本來可以活到五十九歲,但是因為他不燒香,早晨晚起床的緣故,福報壽命到今天已經削盡了。」老友們說:「這兩件事只不過是小的過失而已,怎麼會如此的嚴重呢?」冥官說:「不燒香,就有不恭敬天地的心;晚起床,就有多淫的念頭,怎麼可以說是小過失呢?」大家聽了,頗為驚奇的看著符仲信說道:「厚德像符公這樣的人,尚且因為這兩件事而削減了壽命,那麼一般人又怎麼可以隨隨便便的放縱自己呢?」沒多久,符仲信就死了。

【結語】

要知道人生最難得的就是壽命,而冥冥之中被奪除的也是壽命;所以太上才諄諄的教誨這些道理,就是要警惕世人,要注意小心自己的起心動念,不要有一念的錯誤,這樣才能夠享受五福中最前面的一福長壽啊!太上對於世人實在是太慈悲了啊!

節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷一)