Minggu, 05 April 2015

Gan Ying Pian Bgn 25 Cerita



Risalah Balasan Dan Ganjaran Setimpal
Bagian 25 ~ Cerita


rén
zhī

jiù
rén
zhī
wēi






Cerita 1 :
Pada masa Dinasti Song terdapatlah seorang yang bernama Wang Zeng, dalam menempuh perjalanan ke ibukota untuk mengikuti ujian, di tengah perjalanan dia mendengar suara tangisan seorang ibu dan putrinya, bahkan suara tangisan itu sungguh menyayat hati, Wang Zeng bertanya pada penduduk yang berdekatan, lalu mendapat jawaban : “Ibu dan putrinya ini berasal dari keluarga miskin, berhutang pada negara, kini pihak pengadilan mendesaknya untuk melunasinya; si ibu memutuskan untuk menjual putrinya demi melunasi hutang, sehingga mereka menangis hingga begitu menyayat hati!” 

Kemudian Wang Zeng mengunjungi rumah mereka, mengetahui lebih jauh tentang peristiwa malang yang menimpa ibu dan anak. Wang Zeng berkata pada ibunda yang hendak menjual putrinya : “Anda boleh menjual putrimu kepada saya, oleh karena saya juga adalah pejabat, maka akan selalu pulang pergi melewati daerah ini, dengan demikian kalian ibu dan anak juga bisa sering bertatap muka”.

Selanjutnya Wang Zeng menyerahkan sejumlah uang kepada ibunda tersebut untuk melunasi hutangnya pada pemerintah; berjanji tiga hari kemudian akan datang menjemput pergi putrinya.

Akhirnya tiga hari sudah berlalu, Wang Zeng tidak muncul di rumah ibu tersebut untuk menjemput pergi putrinya. Ibu ini merasa amat heran, lalu berkunjung ke kediaman Wang Zeng, saat itu Wang Zeng sudah meninggalkan daerah tersebut dan meninggalkan sepucuk surat, berpesan pada ibunda itu supaya memilih pasangan yang setia dan tulus serta dapat diandalkan untuk putrinya.

Kemudian Wang Zeng tiba di ibukota mengikuti ujian, tiga kali berturut-turut mendapat rangking pertama, menduduki jabatan yang sangat tinggi, bahkan kaisar memberinya gelar kehormatan sebagai “Yi Guo Gong”.


Cerita 2 :
Di tempat yang disebut dengan Xinjian, tempo dulu pernah dilanda bencana kelaparan. Ada sebuah keluarga yang kondisi kemiskinannya sudah begitu parah, di rumah mereka hanya tersisa seliter beras saja. Beras ini lalu ditanak jadi nasi, lalu di dalam nasi tersebut dicampuri racun, berharap setelah menyelesaikan santapan terakhir ini, suami istri bisa bersama-sama menuju alam baka.

Ketika sendok nasi hampir menyentuh mulut mereka, kebetulan ketua dusun datang ke rumah mereka, ingin menagih hutang mereka pada negara; melihat mereka baru saja memasak nasi dan masih hangat, ketua dusun jadi ingin ikut menyantap nasi yang wangi tersebut; orang miskin ini buru-buru menghalangi ketua dusun dan berkata : “Nasi ini tidak layak anda konsumsi!”

Lalu sambil menangis dia menceritakan alasannya, ketua dusun yang mendengarnya merasa sangat bersedih hati, lalu berkata padanya : “Mengapa keluarga kalian bisa miskin hingga separah ini? Meskipun di rumahku juga kekurangan bahan makanan, tetapi masih ada lima gantang beras! Begini saja, kamu pulang bersamaku untuk mengambil sedikit beras, dengan demikian masih bisa bertahan untuk beberapa hari ke depan!”.  

Ketika orang miskin ini memikul beras pulang ke rumah, menemukan bahwa di dalam karung beras terdapat 50 tael emas, di dalam hatinya terpikir : “Ini pasti adalah uang negara, maka itu dia bergegas mengembalikan uang tersebut kepada ketua dusun, ketua dusun berkata : “Ini bukan uang pemerintah, ini pasti adalah karunia dari Langit kepada kita!”

Lalu mereka membagi uang tersebut menjadi dua bagian, akhirnya kedua keluarga tersebut dapat melewati bencana kelaparan tersebut dengan selamat.


Cerita 3 :
Duan Nian-ba menimbun beras hingga sudah mencapai sepuluh gudang banyaknya; ketika bertemu dengan gagal panen dan bencana kelaparan, maka dia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan tidak halal dengan menaikkan harga beras secara sepihak.

Pemerintah mengutus orang ke rumah Duan Nian-ba untuk meminjam beras buat menolong korban bencana, Duan Nian-ba menyetujuinya. Tetapi keesokan paginya ketika dia melihat sejumlah besar penduduk yang kelaparan sedang berbaris di depan rumahnya menanti pembagian beras, saat itu Duan Nian-ba malah merasa menyesal, tidak sudi membagi beras kepada penduduk korban bencana kelaparan; saat itu penduduk yang sudah kelaparan segera membuat kericuhan.

Duan Nian-ba segera menyuruh anggota keluarganya menutup semua pintu, supaya orang luar tidak bisa masuk ke dalam rumahnya. Di saat inilah tiba-tiba terjadi badai dan hujan lebat yang disertai dengan petir yang menggelegar; tidak jelas apa sebabnya dan sungguh mengherankan, beras yang ada di dalam gudang penyimpanan Keluarga Duan, seluruhnya bertumpuk-tumpuk di jalanan, penduduk kelaparan yang melihatnya, semuanya berbondong-bondong mengambilnya, hanya dalam waktu sekejab saja beras tersebut sudah habis diambil; dan Duan Nian-ba sudah mati disambar petir.


Cerita 4 :
Di tempat yang disebut Gaoyou terdapat seorang yang bernama Zhang Bai-hu, suatu hari ketika sedang duduk di atas perahu, dia melihat di kejauhan ada seseorang sosok manusia yang sedang berusaha menggapai sebuah perahu yang sudah terbalik, terombang-ambing berada dalam ancaman bahaya besar.

Mendengar teriakkan minta tolong, Zhang Bai-hu segera meminta tukang perahu untuk segera memutar haluan perahunya untuk memberi pertolongan, namun tukang perahu tidak setuju, akhirnya Zhang Bai-hu mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya kepada tukang perahu, barulah korban perahu terbalik dapat terselamatkan.

Akhirnya setelah korban yang berhasil diselamatkan dari maut, ternyata adalah putra Zhang Bai-hu sendiri!    
        
              


集福消災之道
(二十五)


濟人之急,救人之危。


故事一:

宋朝的王曾,在他赴京趕考的途中,聽到母女二人在路旁哭泣,而且哭聲甚為悲切,王曾就詢問附近的鄰居,鄰人說:「這對母女家裡窮,積欠公家的錢,官府又催逼得緊;只好準備把女兒賣掉來還債,所以才哭啊!」王曾於是就去拜訪她家,知道確實如此。王曾就對這位母親說:「你可以把女兒賣給我,我因為做官,必須要經常的往來路過此地,這樣你們母女也可以時常的見面。」於是就給了她所積欠官府的錢;約定三天之後,就要將她的女兒帶走。結果三天之後,王曾並沒有去她家帶走女兒。這位母親感到很奇怪,就到王曾所住的地方拜訪;這時候王曾已經離去,並且還留下了一封信,叫這位母親為女兒選擇一位忠實可靠的人家嫁掉。後來王曾到京城赴考,連續三次都高中了榜首,做到很高的官位,並且還被皇帝封為沂國公。

故事二:

新建這個地方,以前曾經鬧過大飢荒。有位人家窮到了極點,家中只剩下一升多的米了。於是就煮飯,並且在飯裡下毒,希望夫妻共同飽吃一頓以後再死。正要吃的時候,剛巧里長來了,要向他催繳積欠公家的費用;看到他煮好的飯,就想要去吃;這位窮人急忙的阻止里長說:「這個飯不是你所應該吃的啊!」於是就哭著說出原因來。里長聽了覺得很難過,就對他說:「你家怎麼會窮到這個地步呢?我家雖然也缺糧,但是也還有五斗米啊!這樣好了,你就跟隨我回家拿些米,這樣至少也可以再多吃些日子!」當這位窮人背著米回家之後,發現米袋裡面有五十兩的黃金,窮人心想:這一定是公家的錢,就急忙的拿回去還給里長,里長說:「這不是官府的錢,一定是老天賞賜給我們的啊!」於是就平分了這些金子,兩家人也都能夠安然的度過了荒年。

故事三:

段廿八這個人,屯積的米糧有數十個倉庫之多;遇到了荒年,卻想趁機大撈一筆橫財,就把米抬高價錢出售。官府派人到段廿八的家裡借米賑災,段廿八答應了。但是第二天的早晨,看見大批的飢民,都在他家外面排隊等候領米,段廿八這時候卻後悔,不肯發米給飢民;飢民於是就喧嘩鼓噪起來。段廿八就命令家人,把門全都關起來,拒絕外人進入。就在這個時候,忽然之間變天了,大風大雨雷電交加;說也奇怪,段家穀倉裡面的米,不知道怎麼搞的,全都一堆堆的堆在街道上,飢民們看見了,個個爭先恐後,不到一會兒的功夫,就把米給取光了;而段廿八則被雷給打死了。

【附註】

遇到了荒年,住在山區附近的人,可以採集松柏來療飢,博物志說:「荒年的時候,沒有東西吃,可以將松柏搗碎,搗出來的松柏汁,用開水一起服下,喝到只要不餓就可以了。若是用煮稀飯的清湯來服用松柏汁,則是更好。每次用松汁五合,柏汁三合研服;或是專門用松葉,也是可以的;但是必須要禁食一切的食物,這樣自然能夠有療飢治病的功效。」

故事四:

高郵地方有位叫張百戶的人,有一次他坐在船上,看見遠處有一個人,爬在已經翻了船的船背上,載浮載沈,十分的危險,正在高喊著救命;張百戶大喊,請漁船前往搭救,結果漁船都沒有回應。張百戶立即拿出了十兩銀子給船夫,船夫才肯前往搭救。結果救起之後,這個快淹死的人,原來就是張百戶的兒子啊!
  
節錄自:
集福消災之道—感應篇彙編白話節本(卷二)